Minggu, 21 Mei 2017

Resensi Buku : Menguak Tasawuf Melalui Pemikiran Ibn 'Arabi



Menguak Tasawuf Melalui Pemikiran Ibn 'Arabi

Judul buku           : Semesta Cinta Pengantar kepada Pemikiran Ibn ‘Arabi
Pengarang            : Haidar Bagir
Penerbit                : Penerbit Mizan (PT Mizan Publika) Anggota IKAPI Jl. Jagakarsa Raya,
     No. 40 Rt.007/Rw. 04 Jagakarsa Jakarta Selatan 12620
Tahun Terbit        : Cetakan I, November 2015
Tebal Buku          : 353 halaman

SINOPSIS
“Aku ‘sebelum ini’ adalah pembendaharaan yang tersembunyi. Maka Aku Rindu untuk dikenali. Maka Aku ciptakan Ciptaan agar Aku dikenali.” Hadits Qudsi yang dikutip oleh Syaikh al-Akbar Ibn ‘Arabi ini mengungkapkan bahwa Allah menciptakan alam semesta beserta isinya sebagai “konsekuensi” untuk dikenali.
Maksud dari Hadits Qudsi diatas adalah bahwa Allah sengaja menciptakan alam semesta agar Dia dikenali oleh mahlukNya. Alam semesta diciptakan atas dasar Kasih Sayang Allah. Lantas, kita sebagai mahlukNya apakah tahu cara mengenali Tuhannya?
Di dalam buku ini, Ibn ‘Arabi menjelaskan bagaimana manusia mengenali Tuhan yaitu dengan cara bertasawuf. Bertasawuf menurut Ibn ‘Arabi yang dijelaskan dalam halaman 155 adalah “(proses) menuju hidup berakhlak dengan akhlak Allah” maksudnya ialah memunculkan potensi akhlak keilahian yang ada pada manusia kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya yaitu dengan mengamalkan nama-nama Allah yang 99 (asmaul husna) dalam kehidupan sehari-hari.
“Allah memiliki 300 naman. Siapa saja yang berhasil menanamkan satu saja dari asma’-Nya, maka ia dijamin masuk syurga”#Ibn ‘Arabi malah mengutip dari Hadits Nabi yang menyatakan bahwa Allah memiliki 300 nama.
Dalam perjalanan ruhaniyah, manusia terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama, yaitu kelompok orang pada umumnya (awam). Kedua, kelompok orang yang sudah lebih tinggi maqamnya dan telah mencapai tingkat fana (khawwash), yakni orang-orang yang telah menggunakan intuisi-mistikalnya, atau dzaw al-‘ain). Ketiga, kelompok filsuf-sufi dari maqam tertinggi. Untuk penjelasan lebih akuratnya sudah dijelaskan dalam buku ini.
Buku ini dibuat karena Haidar sangat mengagumi cara pemikiran Ibn ‘Arabi. Baginya, Ibn ‘Arabi dipandang sebagai filsuf tertinggi dalam bidang filsafat keilahian, filsafat yang berat dan gelap. Buku ini berisi tentang cara pemikiran Ibn ‘Arabi yang menguak misteri ketasawufan dan kefilsafatan dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar hidup kita di muka bumi seperti untuk apa alam semesta ini diciptakan oleh Allah? Diantara banyak pemikiran Ibn ‘Arabi seperti berbagai macam filsafat dan ketasawufan, salah satu pemikirannya yaitu cara manusia mengenali Tuhan.
Buku ini ditulis oleh Haidar Bagir, seorang penerima tiga beasiswa Fulbright ini selama beberapa tahun berturut-turut masuk di dalam daftar 500 Most Influental Muslims (The Royal Islamic Strategic Studies Centre, 2011). Diantara kesibukannya menulis buku Semesta Cinta ini, ia juga disibukkan sebagai pengurus yayasan dan menjadi presiden direktur sebuah rumah penerbitan.
Buku ini sangat menarik untuk dibaca, khususnya bagi para pengagum Ibn ‘Arabi. Dan buku ini sangat cocok untuk orang yang ingin belajar tasawuf. Karena buku ini berisi tentang cara bagaimana orang bertasawuf. Dari penampilan luarnya saja buku ini sudah menarik orang yang melihatnya. Judulnya pun sangat mengelabui orang, karena jika hanya membaca judulnya saja orang mengira ini adalah novel remaja.
Walaupun  menggunakan bahasa yang mudah dan tidak telalu tinggi, buku ini sulit untuk dipahami, apalagi bagi orang yang belum mengerti tentang tasawuf dan filsafat. Harus berulang-ulang membacanya agar dapat benar-benar memahami maksud dari pemikiran Ibn ‘Arabi.
Perbedaan buku ini dengan buku tasawuf lainnya yaitu buku ini berisi khusus tentang pemikiran Ibn ‘Arabi. Pemikiran Ibn ‘Arabi tidak hanya memfokuskan pada tasawuf saja, tetapi ke berbagai bidang ilmu seperti filsafat dan kalam. Buku tasawuf lainnya menggunakan berbagai macam pemikiran tokoh-tokoh tasawuf untuk menjelaskan tasawuf itu apa dan bagaimana secara terperinci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ulumul Hadis: al-Akabir an-Ashaghir, al-Aba 'an al-Abna, al-Abna 'an al-Aba

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Hadis merupakan sumber ajaran islam, di samping al-Quran dilihat dari sudut per...